Jumat, 10 Februari 2017

Riuh Bitcoin, Inikah 3 Biang Penyebab Harganya Sempat Anjlok?



People`s Bank of China (PBOC) atau Bank Sentral CIna mengeluarkan pernyataan pada Kamis, 9 Februari 2016, mengenai pertemuan yang digelar sehari sebelumnya bersama sembilan tokoh bursa perdagangan Bitcoin di Cina. Ketika berita pertemuan itu bocor ke telinga publik, harga bitcoin sempat longsor hampir enam persen, tapi dengan cepat harga kembali melambung, hanya sejam berselang, dan terus meningkat.

Seperti yang dikutip dari laman Bitcoin.com, pernyataan PBOC yang diposting dalam situsnya pada Kamis, menyebutkan Departemen Manajemen Bisnis Cina bertemu pimpinan perusahaan bursa Bitcoin di negeri berpenduduk terbesar dunia itu. Sembilan pentolan bursa Bitcoin yang itu diundang masing-masing berasal dari Chbtc, Btctrade, Haobtc, Yunbi, Yuanbao, BTC100, Jubi, Bitbay, dan Dahonghuo.

Baca Juga: Cetak Sejarah, Bank Bitcoin Pertama di Dunia Dibuka di Austria
 

Menurut hasil terjemahan dari pernyataan PBOC itu menyebutkan bank sentral menginformasikan sejumlah potensi masalah pertukaran Bitcoin, hukum yang menghadang, pelanggaran peraturan, serta risiko teknis. Seperti yang diterjemahkan oleh kantor berita Reeters, aturan bursa yang kemukakan oleh Bank Sentral adalah meminta bursa "untuk tidak mengambil bagian dalam kegiatan keuangan seperti pinjaman keuntungan atau mebgizinkan pencucian uang".

Selain itu, perusahaan bursa Bitcoin di Cinan haram hukumnya melanggar undang-undang tindak pidana pencucian uang (TPPU), tidak diizinkan melakukan pembayaran dalam mata uang asing, atau melanggar peraturan tentang pajak dan iklan komersial. Setiap pelanggaran yang ditemukan kemungkinan akan mendapat sanksi serius berupa penutupan operasi oleh Bank Sentral.

Manakala berita tentang pertemuan itu diumumkan, kira-kira sehari sebelum pengumuman pertemuan PBOC diposting, harga bitcoin turun US$ 60 seperti yang dikutip dari Bitfinex Price Index, dari sebelumnya US$ 1.066 ke US$ 1.006 hanya kurang dari satu jam. Namun, harga segera melambung sepenuhnya, dan 19 jam dan dua puluh menit kemudian harga Bitcoin menyusul ke tingkat sebelumnya.

Sebetulnya, ada tiga faktor penyebab harga Bitcoin sempat longsor, yang bertepatan dengan tindakan PBOC, sepanjang tahun ini.

Longsor Pertama

Kejatuhan perdana pada awal 2017 dimulai pada 5 Januari ketika harga Bitcoin mencapai titik tertinggi selama kuran waktu tiga tahun terakhir sebesar US$ 1.166 sesuai catatan Bitfinex. Dalam penutupan harga di waktu yang sama pada 1 Desember 2013, Bitcoin menyentuh US$ 1.175, dan level tertinggi itu belum pernah dicapai lagi.

Baca Juga:  Cetak Sejarah, Bank Bitcoin Pertama di Dunia Dibuka di Austria  

Penyebab pertama dari tiga faktor penurunan harga selama beberapa hari itu muncul setelah PBOC membuat sepasang pernyataan di situsnya, yang menyatakan pejabat Bank Sentral telah bertemu Kepala BTCChina, Huobi, dan OKCoin untuk membahas model bisnis dan produk mereka. Tak ada larangan yang dibuat tapi harga turun menjadi US$ 815 hari berikutnya. Harga sempat merangkak naik, namun nilainya hanya sebagian sebelum kabar dari PBOC tersebut menjadi berita utama.

Kejatuhan Kedua
Penurunan harga kedua terjadi pada 11 Januari, ketika PBOC merilis titik pemeriksaan perdagangan Bitcoin terhadap tiga bursa papan atas di China. Beberapa media menyebutkan tindakan itu adalah sebuah "serangan," tapi BTCChina merespons di akun Twitter untuk menenangkan kabar burung itu, dan meluruskan cerita yang sebenarnya.

Dalam pertemuan tersebut, harga bitcoin jatuh dari US$ 924 hingga menyentuh US$ 735, anjlok lebih dari 20 persen, namun rebound ke US$ 790 di ujung hari. Setelah “Tsunami Bitcoin” itu, belakangan diketahui bursa Cina harus mengakhiri praktek mereka yang diduga memungkinkan nol-biaya dalam perdagangan Bitcon dan memperdagangkan laba. Keduanya diketahui meningkatkan volume perdagangan. Tiga bursa itu kemudian menegaskan mereka berhenti menawarkan pinjaman laba setelah berdiskusi dengan PBOC.

Penurunan Ketiga

Penurunan jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua sebelumnya datang saat yuan tidak lagi menjadi mata uang dengan volume terbesar dalam perdagangan Bitcoin. Sejak pemeriksaan pada 11 Januari, pangsa perdagangan Bitcoin dari Cina secara global telah jatuh dari 99 persen menjadi hanya tinggal 33 persen, yang memungkinkan perdagangan yen Jepang mengungguli volume perdagangan Cina untuk pertama kalinya.

Sembilan bursa Bitcoin yang disebutkan dalam pemberitahuan pada Kamis dari PBOC tidak termasuk tiga bursa yang disebutkan di atas. Setidaknya ada 19 bursa perdagangan Bitcoin yang menggunakan yuan dengan volume harian, termasuk beberapa bursa yang berbasis di luar negeri. PBOC lantas menegaskan niatnya pada 25 Januari untuk terus mengawasi bursa Bitcoin, sehingga pertemuan rutin pemeriksaan itu kemungkinan terus terjadi.

Foto: Pixabay, Criptononitias, Finance Magnates, Bitcoin Talk Radio

Jangan Lewatkan
10 Alasan Kenapa Bitcoin Kita Butuhkan
Heboh Bitcoin, Makhluk Apakah Itu?


Bagaimana menurut Anda tindakan PBOC yang mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin? Ayo, katakan sikap Anda di bagian komentar di bawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar