Perdagangan Bitcoin berjalan stabil selama beberapa sesi di tengah spekulasi seputar keputusan otoritas bursa saham Amerika Serikat atau Securities and Exchange Commission terhadap proposal yang diajukan tiga investor besar. Ketiganya ingin mencatatkan saham perdana di bursa saham dengan nilai kapitalisasi trilunan rupiah.
Harga Bitcoin
naik beruntun lebih dari 30 persen dari 9 Februari hingga 3 Maret karena para pedagang
berspekulasi SEC akan menyetujui setidaknya salah satu dari tiga investor yang ingin mengucurkan dananya di bursa Bitcoin dengan tenggat 11 Maret. Karena batas waktu
jatuh pada hari Sabtu, keputusan tersebut kemungkinan muncul pada Senin, 13
Maret.
Namun, harga Bitcoin terus berada di bawah tekanan beberapa hari terakhir. Pada
Selasa, Bitcoin anjlok hingga US$ 100 dalam hitungan menit setelah judul utama laman Bloomberg
yang mengutip pejabat People’s Bank of China atau bank sentral Cina menyebutkan
pengawasan terhadap Bitcoin baru-baru ini akan terus berlanjut.
Dampak dari kabar
itu semakin meluas setelah tiga bursa terbesar di Cina menyatakan mereka terus
menunda penarikan Bitcoin dan Litecoin sampai persetujuan diberikan bank
sentral. Akibatnya, harga Bitcoin anjlok lebih dari 5 persen pada Rabu.
Sepanjang 2017, harga Bitcoin naik hingga 25 pesen setelah naik 120 persen pada
2016.
Hingga berita
ini diunggah, Jumat siang, 10 Maret 2017, harga Bitcoin di sejumlah bursa utama
mata uang digital dunia tercatat nyaris serupa. Bitfinex mencatat harga Bitcoin
di US$ 1.194,50, dan CoinDesk di US$ 1.196,85. Demikian pula di Indonesia.
Harga Bitcoin di VIP Bitcoin berada di level Rp 16.128.000 dan Luno Indonesia
tercatat Rp 16.152.500.
Penulis:
Admin
Foto:
Pixabay
Grafik:
Investing.com
Jangan Lewatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar