Harga Bitcoin jatuh di bawah US$
1.000 pada Jumat, 24 Maret 2017, waktu Amerika Serikat atau, Sabtu tengah malam
waktu Indonesia saat faktor dukungan untuk mata uang digital itu berkurang.
Harga turun ke level US$ 969,35 setelah memulai sesi pembukaan pada harga
rata-rata US$ 1,029.95, seperti yang direkam CoinDesk Bitcoin Price Index
(BPI).
Saat laporan dibuat Sabtu pagi ini,
harga rata-rata Bitcoin di CoinDesk BPI bahkan tercatat anjlok lebih dalam ke
US$ 931. Ketika pembukaan perdagangan pada Jumat, harga mencapai puncak pada
rata-rata US$ 1,032.34. Sedangkan di Indonesia harga Bitcoin diperdagangkan di
Rp 13.120.100 (VIP Bitcoin) dan Rp 13.401.000 (Luno Indonesia) pukul 07.02.
Harga Bitcoin sebelumnya memang
sempat jatuh menembus angka psikologis US$ 1.000 selama akhir pekan lalu dengan
bertengger di level rendah sekitar US$ 947, sebelum akhirnya pulih pada hari
berikutnya. Harga bangkit kembali di atas level US$ 1.115 kemarin, Kamis, 23
Maret 2017, sebelum kemudian anjlok lagi pada Sabtu ini.
Hingga berita ini diunggah belum
jelas apa yang mendorong kejatuhan mendalam harga Bitcoin di sejumlam pasar dunia.
“Salah satu faktor yang bisa disimpulkan adalah kekhawatiran yang berlama-lama
atas prospek hard fork dalam komunitas Bitcoin. Situasi dapat
mengakibatkan dua Blockchain yang sepenuhnya terpisah,” kata laman CoinDesk.
Data perusahaan riset BFXdata menunjukkan
order penjualan melebihi pesanan pembelian sebanyak 53 persen pada sesi
perdagangan terakhir dan 55 persen sepanjang perdagangan 24 jam terakhir di platform
Bitfinex. Selama pertengahan Maret harga Bitcoin naik di atas US$ 1.000
lebih dari satu bulan, yang menjadi periode kenaikan terpanjang di atas level
tersebut.
Foto: Pixabay
Jangan Lewatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar