Senin, 27 Februari 2017

Membongkar Rahasia Tambang Bitcoin di Cina, Berapa Penghasilan Mereka?



Ribuan kipas pendingin tampak berputar-putar ketika ruangan dibuka. Cip-cip komputer bekerja keras hingga mendengungkan suara setinggi 95 desibel, atau setara suara bor, atau mirip suara mesin pemotong rumput. Jika tak terbiasa dengan suara semacam ini, telinga bsia berdengung-dengung seperti mendengar suara ribuan tawon yang kehilangan sarang.

Ya, di sanalah penambang Bitcoin alias miner menyimpan mesinnya. “Kamar ini memiliki 1.500 mesin pertambangan Bitcoin, terbesar di lokasi ini,” kata seorang manajer di Mabian Tianjia Netwrok Technology Co. Ltd, perusahaan penambangan Bitcoin yang terletak di kawasan otonom Mabian Yi, Sichuan, provinsi di barat daya Cina, kepada China Money Network, Kamis, pekan lalu.


Pusat Penambangan Bitcoin Dunia

Mabian Yi adalah kota kecil berpenduduk hanya 215 ribu jiwa. Namun, kawasan ini menjadi rumah bagi hampir 10 ribu mesin penambangan Bitcoin yang bekerja siang-malam nonstop untuk "menggali" mata uang virtual tersebut. Kawasan lain di Sichuan yang juga lokasi penambangan adalah Kangding (atau Dardo di Tibet), yang dikenal karena keindahan alamnya.

Kedua kawasan yang terletak di pengunungan itu kini menjadi hub atau pusat penambangan Bitcoin utama di seluruh jagat raya. Lebih dari 20 perusahaan tambang Bitcoin telah menempatkan 100 ribu karyawannya di sana. Untuk memenuhi permintaan, pengecer besar Bitcoin bahkan membuka salah satu dari dua cabang globalnya di daerah ini.

Pertambangan Bitcoin ini menjalankan proses komputasi untuk memperoleh Bitcoin. Mereka pindah ke daerah pegunungan semacam Sichuan untuk mengambil keuntungan dari biaya listrik murah, kepadatan penduduk yang rendah, iklim yang moderat, dan jauh dari kebisingan. Walhasil, selain makanan pedasnya, kini Sichuan juga dikenal sebagai ibu kota Bitcoin global.

Sejak 2015, lebih dari 30 persen mesin pertambangan Bitcoin di Cina berasal dari Sichuan, angka tertinggi di antara semua tempat di Cina, menurut artikel yang diterbitkan National Business Daily. Mengingat 70 persen dari kekuatan komputasi Bitcoin global terkonsentrasi di Cina, wajar jika Sichuan muncul sebagai pusat produksi Bitcoin global.

Proses penambangan Bitcoin dilakukan dengan menjalankan perangkat keras jenis SHA256 yang berfungsi untuk memvalidasi transaksi Bitcoin dan memberikan keamanan untuk catatan transaksi dalam jaringan besar Bitcoin. Jaringan itu kemudian mengganjar penambang Bitcoin dengan melepaskan Bitcoin sesuai kontribusi daya komputasi yang dibutuhkan.

Sebagian besar perusahaan pertambangan Bitcoin berada di pembangkit listrik untuk menghemat biaya, seperti biaya listrik yang menyedot 60-70 persen dari ongkos operasi pertambangan. Sichuan menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga air, yang sebagian di antaranya mengalami surplus listrik selama musim panas. Hasilnya, harga listrik di provinsi yang dihuni mayoritas etini Yi ini kadang-kadang terendah di Cina.


Memburu Listrik Gratis 

Tianjia, misalnya, berada persis di sebelah pembangkit listrik tenaga air Bajiaoxia. Tianjia mengoperasikan 5.800 mesin penambang di empat ruang di Mabian dengan daya komputasi 40 PetaHash, satuan pengukuran kecepatan mesin menambang Bitcoin. “Lokasi terbesar yang saja jaga ini dapat menghasilkan hampir 10 Bitcoins sehari-hari," kata sang manajer tadi.

Menurut dia, perusahaannya dapat menghasilkan 27 Bitcoin saban hari, atau total US$ 31.590 atau sekitar Rp 442 juta berdasarkan harga rata-rata saat ini di level US $ 1.170 per Bitcoin. Biaya untuk mengoperasikan tambang Bitcoin tinggi. Ruang pertambangan terbesar Tianjia bisa menelan hampir 7.000 yuan atau US $ 1.017 dari biaya tagihan listrik per hari.

Ongkos operasional itu belum termasuk pembelian mesin, yang bisa mencapai hampir 10.000 yuan (US $ 1.450) per unit, menyiapkan ruang server, menginstal sistem ventilasi dan biaya tenaga kerja. Koneksi Internet berkecepatan tinggi adalah keharusan, namun relatif murah. Hitungan kasarnya, mengutip laporan manajer tambang, satu tambang di Tianjia bisa menghasilkan laba bersih 1,84 juta yuan atau US$ 267.414 (Rp 3,744 miliar) per tahun.

Namun, kemungkinan tingkat keuntungan penambangan Bitcoin sangat tidak pasti karena tergantung pada harga Bitcoin. Mengingat harga Bitcoin saat ini yang naik-turun dengan cepat dan tak bisa diprediksi, banyak penambang di Cina memilih menyimpan Bitcoin mereka untuk investasi jangka panjang dan hanya menjual pada harga yang bisa memaksimalkan keuntungan.

Pertambangan Bitcoin juga menyediakan jasa alih daya untuk perusahaan dan individu yang ingin terlibat dalam pertambangan. Pertambangan biasanya bakal sulit mencetak uang dengan operasi skala kecil bermodal cekak. Banyak mesin tambang Bitcoin di Tianjia dioperasikan perusahaan yang menggandeng investor sebagai cara lain menurunkan biaya.

Selain Sichuan, para penambang Bitcoin sekarang bahkan mencari lokasi terpencil dengan biaya lebih murah atau listrik gratis untuk beroperasi, seperti Xinjiang, Ningxia, Mongolia dan banyak provinsi barat di Cina. Mungkin dengan cara yang aneh ini, beribu-ribu penambang mata uang digital modern itu kembali ke kampung halamannya.

Penulis: Admin
Foto: China Money Network, Pixabay 

Jangan Lewatkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar