Sabtu, 11 Februari 2017

Harga Bitcoin Ditaksir Tembus US$ 25 Ribu, Mungkinkah?

Analis perusahaan riset ekonomi makro Lamoureux & Co mengatakan saat tiga bursa Bitcoin utama di Cina menghentikan penarikan dana pada platform mereka, harga Bitcoin diprediksi menembus sedikitnya US$ 25 ribu atau sekira Rp 333 juta. Analis itu menegaskan, meski kabar buruk yang menimpa bursa Cina menekan harga Bitcoin turun hampir 10 persen, secara bertahap kekuatan Bitcoin akan pulih lagi. 

Seperti yang dikutip dari Cointelegraph.com, Sabtu, 11 Februari 2017, Analis Yves Lamoureux menyatakan kunci mujarab yang paling penting dalam menyambut gelembung harga mata uang digital atau cryptocurrency seperti Bitcoin adalah menarik investor kelas kakap. Atau mencari kesempatan langka untuk masuk pada gaya modal ventura yang penuh dengan risiko.

Baca Juga: Riuh Bitcoin, Inikah 3 Biang Penyebab Harganya Sempat Anjlok? 
 

Proyeksi Lamoureux tersebut agak sejalan dengan pendapat CEO Netcoins, Michael Vogel, yang sudah memprediksi bahwa Bitcoin bakal menjadi mata uang cadangan pemerintah di seluruh dunia pada 2020. Jika dan ketika hal tersebut terjadi, diharapkan akan melambungkan harga Bitcoin, meskipun tidak jelas seberapa tinggi naiknya harga Bitcoin saat itu. 

Setali tiga uang, investor multi-miliar dolar Tim Draper menambahkan, nilai jual startup baru di bidang Blockchain akan meningkat. Dia percaya banyak investor sekarang lebih suka mendanai startup Bitcoin sebagai pilihan investasi jangka panjang yang lebih aman. Draper berkukuh dengan prediksinya sekitar tiga tahun yang menyebutkan harga Bitcoin bisa menembus US$ 10 ribu atau Rp 130 juta sejak sekarang. Meskipun dia berharap kenaikan itu terjadi dalam satu tahun saja.

Adapun Lamoureux menyamakan kenaikan proyeksi harga Bitcoin mengikuti pola harga emas ketika masih diperdagangkan pada level US$ 300 per troy ounce yang digunakan terutama untuk menghindari krugian. Walhasil, feonema itu membuat investor semakin peduli tentang cara menjaga daya beli mereka.

Menurut data Goldprice.org—laman yang kerap menjadi rujukan harga emas dunia—emas batangan dibanderol US$ 1.233 per troy ounce hingga Minggu tengah malam, 11 Februari 2017 WIB. Sedangkan di saat yang sama, sesuai data CoinDesk Bitcoin Price Index (BPI) harga Bitcoin menyentuh US$ 1.010. 

Baca Juga: 10 Alasan Kenapa Bitcoin Kita Butuhkan
 

Lamoureux menyatakan, tidak ada yang berubah dalam cara orang berdagang sejak 100 tahun yang lalu selama mereka mendapatkan perkiraan insentif yang sama. Ia juga menyinggung betapa pentingnya meyakinkan masyarakat. 

"Apakah di sektor perumahan atau saham teknologi, gelembung ekonomi membutuhkan partisipasi masyarakat. Dan saat Blockchain menjadi lebih diterima di mana-mana, itu seperti  meminjamkan kredibilitas teknologi di belakang Bitcoin. Kami merasa mata uang digital, seperti Bitcoin, kini memasuki siklus serupa."


Foto: Pixabay






Tidak ada komentar:

Posting Komentar