Selasa, 14 Februari 2017

‘Tsunami Bitcoin’, Trader: Harga Bitcoin di Bursa Cina Palsu!

Keputusan bursa perdagangan Bitcoin Cina yang membekukan penarikan berdampak pada aktivitas pertukaran. Seperti dilansir laman CoinDesk pekan lalu, dua dari tiga bursa bitcoin utama di Cina—populer disebut 'Big Three'--tiba menghentikan aktivitas penarikan Bitcoin dalam yuan. Mereka menanggapi tekanan baru dari People’s Bank of China, yang diikuti bursa Bitcoin serupa di Negeri Panda.

Tindakan sejumlah bursa Bitcoin di Cina yang membekukan penarikan mirip Tsunami Bitcoin. Namun, aksi itu nyaris tidak berdampak signifikan terhadap harga Bitcoin. Pedagang Bitoin mengaku mereka harus berganti strategi lantaran percaya aktivitas bursa bukan lagi indikator harga yang dapat diandalkan. Kesimpulan itu muncul dalam wawancara dengan CoinDesk.com, pada Selasa, 14 Februari 2016.


Perwakilan dari perusahaan-perusahaan pedagang Bitcoin besar menunjukkan kini sebagian besar mereka menggunakan harga dolar Amerika (seperti yang tercantum pada Bitfinex di Kepulauan British Virgin) untuk menentukan harga Bitcoin. Zhou Shouji, operator FinTech Blockchain Group, misalnya, mengatakan perusahaannya menggunakan mata uang dolar, sama seperti yang dilakukan trader Zhao Dong.

Zhao menggambarkan bursa perdagangan Bitcoin di Cina kini "benar-benar lumpuh”. “Karena Anda tidak dapat melakukan penarikan, harga menjadi tidak berarti jika Anda ingin berdagang Bitcoin," kata Zhao. “Harga di bursa Cina kini harga palsu sekarang."

Adapun harga Bitcoin di Cina naik-turun seperti halnya kondisi di bursa dunia lainnya. Hingga berita ini diunggah pada Rabu, 15 Februari 2017, harga Bitcoin di Huobi mencapai 6.744 yuan, BTCChina 6.739 yuan, dan OKCoin US$ 995. Indeks harga CoinDesk Bitcoin Price Index dipatok US$ 1.005. Sementara harga Bitcoin di Indonesia, seperti yang dirilis laman Bitcoin.co.id, dan Luno tercatat masing-masing Rp 13.262.500 dan Rp 13.200.500.


Para pedagang di Cina sepakat menunjukkan aktivitas pertukaran cederung pada platform (P2P) atau pertukaran peer-to-peer termasuk di Bitcoinworld dan Bitpie, penyedia layanan P2P yang didirikan startup Bither. Pedagang yang diwawancarai mengindikasikan mereka percaya layanan tersebut lebih banyak digunakan, terutama jika ada tindakan lebih lanjut yang diumumkan oleh bank sentral Cina atau PBOC.

Kong Gao, manajer pemasaran Bitcoin yang berbasis di luar negeri, Richfund, menggambarkan sentimen negatif yang berlaku sekarang sebagai salah satu lanjutan ketidakpastian di pasar perdagangan Bitcoin. “Saya hanya menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya," kata Kong kepada laman CoinDesk. "Saya menilai tidak ada siapa pun yang bisa memprediksi tindakan PBOC berikutnya."

Foto: Pixabay, CoinDesk


Jangan Lewatkan  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar