Bursa Bitcoin Jepang menabalkan diri sebagai bursa nomor satu dunia. Bursa Bitcoin di Negeri Matahari Terbit sukses menyalip Cina dan AS, dua bursa yang sebelumnya menguasai pasar Bitcoin sejagat. Volume perdagangan Bitcoin di Jepang tercatat US$ 135 juta saban hari dan penguasaan pasar mencapai lebih dari 50 persen.
Menurut laman Cointelegraph, Jumat, 17 Februari 2017, atau Sabtu pagi waktu Indonesia, seluruh faktor memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan yang luar biasa tersebut. Namun, setelah memberi pertimbangan hati-hati seiring peristiwa besar yang terjadi pada 2016, ada sejumlah faktor utama yang menyebabkan kenakan itu.
Sejumlah faktor
yang dianggap menjadi sentimen positif bagi Jepang di bursa Bitcoin dunia,
antara lain adalah penurunan pangsa pasar Cina, dan adanya peraturan dari
pemerintah Jepang yang kemungkinan memiliki dampak yang kuat pada pertumbuhan
industri mata uang digital terutama Bitcoin, di Jepang.
Keajaiban Ekonomi Jepang
Selama
beberapa bulan terakhir, Cointelegraph memberikan liputan yang luas pada perkembangan
pasar Bitcoin di Jepang. Pada Mei tahun lalu, Japan Times melaporkan bahwa
kabinet di Jepang menyetujui satu set peraturan yang akan mengesahkan Bitcoin
dan mata uang virtual lainnya sebagai uang negara tersebut.
"Peraturan
yang baru akan menerima Bitcoin dan mata uang digital (virtual cryptocuurency
atau VC) lainnya. Beberapa lembaga keuangan, investor, dan biro iklan besar sebelumnya
ragu teribat dengan Bitcoin. Alasannya, Bitcoin tidak diregulasi, dan stigma
itu pelamn tapi pasti memberkan kesan buruk terhadap Bitcoin," analis di Firma
Law So Saito.
Sejak saat itu, pertumbuhan perdagangan Bitcoin di Jepang tumbuh pesat. Salah satu pemimpin bursa perdagangan Bitcoin di Jepang, seperti bitFlyer, meluncurkan pendanaan Seri C senilai US$ 27 juta di bursa, yang dipimpin oleh perusahaan investasi SBI, anak usaha dari kelompok investasi multi-miliar dolar SBI Group.
Dalam sebuah wawancara, CEO bitFlyer Yuzo Kano menyatakan bahwa investor termasuk SBI Grup berkonsentrasi meningkatkan volume perdagangan bursa, dan menggarap potensi pasar Bitcoin di Jepang. Strategi perusahaan adalah aktif mencari dan menggali pengembangan teknologi Blockchain untuk mendongkrak teknoogi keuangan Jepang.
Sejak saat itu, pertumbuhan perdagangan Bitcoin di Jepang tumbuh pesat. Salah satu pemimpin bursa perdagangan Bitcoin di Jepang, seperti bitFlyer, meluncurkan pendanaan Seri C senilai US$ 27 juta di bursa, yang dipimpin oleh perusahaan investasi SBI, anak usaha dari kelompok investasi multi-miliar dolar SBI Group.
Dalam sebuah wawancara, CEO bitFlyer Yuzo Kano menyatakan bahwa investor termasuk SBI Grup berkonsentrasi meningkatkan volume perdagangan bursa, dan menggarap potensi pasar Bitcoin di Jepang. Strategi perusahaan adalah aktif mencari dan menggali pengembangan teknologi Blockchain untuk mendongkrak teknoogi keuangan Jepang.
Sebulan berselang
setelah pendanaan Seri C di bursa Tokyo, bitFlyer mendapat jaminan investasi lagi
US$ 1,75 juta dari Mizuho Financial Group, Sumitomo Mitsui Financial Group,
Mitsubishi UFJ Financial Group, dan Dai-ichi Life Insurance, untuk memperluas
operasi pertukaran ke pasar remitansi internasional.
BitFlyer meraup lebih dari US$ 30 juta dari total investasi yang disediakan investor. Walhasil, bitFlyer menyalip Cina dan Amerika dalam bursa Bitcoin. bitFlyer menjadi pusat kekuatan Bitcoin global. Saat ini, bitFlyer menguasai lebih dari 60 persen di pasar Bitcoin Jepang dan memproses hampir US$ 80 juta transaksi setiap hari.
BitFlyer meraup lebih dari US$ 30 juta dari total investasi yang disediakan investor. Walhasil, bitFlyer menyalip Cina dan Amerika dalam bursa Bitcoin. bitFlyer menjadi pusat kekuatan Bitcoin global. Saat ini, bitFlyer menguasai lebih dari 60 persen di pasar Bitcoin Jepang dan memproses hampir US$ 80 juta transaksi setiap hari.
Foto:
Pixabay
Jangan Lewatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar