Minggu, 12 Februari 2017

Mengapa 2 Market Top, OkCoin dan Huobi, Berbahaya bagi Bitcoin?

OkCoin dan Huobi mengumumkan mereka segera membekukan sementara penarikan mata uang digitalnya selama satu bulan setelah menerima arahan dari People’s Bank of China untuk memperbaiki sistem anti pencucian uang (anti-money laundering atau AML). Gara-gara sentimen negatif itu harga Bitcoin sempat terjerembab sembilan persen, Kamis, 10 Februari 2017, dari sebelumnya di level US$ 1.060 menjadi US$ 959. 

OkCoin dan Huobi diduga menjaga konsumen mereka dari sentimen negatif tersebut untuk mencegah penarikan besar-besaran oleh nasabah yang panik, sehingga nantinya bakalmenyulitkan perusahaan untuk memulihkan diri. "Ini seperti ketika bursa saham menghentikan perdagangan untuk menghindari keruntuhan bursa," kata Michael Vogel, CEO Netcoins, seperti yang dikutip dari Cointelegraph, Kamis, 10 Februari 2017, atau Jumat waktu Indonesia.


 
Anti-Pencucian Uang Atau Perlindungan Konsumen?

Kebijakan bank sentral Cina itu bak pil pahit yang mesti ditelan oleh dua market papan atas di jagat Bitcoin tersebut. Namun, menurut Vogel, ada aspek yang lebih penting bahwa kasus ini menarik garis yang jelas antara anti pencucian uang dan perlindungan konsumen. Simon Dixon, CEO BnkToTheFuture.com, mengimbuhkan, banyak regulator memilih aturan anti-pencucian uang dengan mengorbankan perlindungan bagi konsumen.


Dixon mengatakan, untuk mencegah praktek pencucian uang, regulator keuangan mewajibkan perusahaan untuk menyimpan dokumen rahasia bagi pelanggan, yang menempatkan konsumen pada risiko pencurian dan mengekspos identitas mereka bagi para hacker atau peretas. Kebijakan ini melawan aturan perlindungan konsumen. “Inilah bentuk sistem ‘know your customer’ dalam sistem keuangan konvensional,” ucap Dixon, menegaskan.

"Regulator sering memilih anti-pencucian uang ketimbang perlindungan konsumen dan kasus ini contohnya," kata Dixon. "Pelanggan tidak dapat mengakses dana mereka karena regulator telah memilih anti-pencucian uang atas perlindungan konsumen. Jika kita hanya memikirkan perlindungan konsumen, tentu saja, itu adalah ide yang buruk untuk mencegah semua penarikan dana konsumen tetapi regulator tidak memihak pelanggan dalam hal ini."

Dixon menjelaskan “bencana” yang membelit OkCoin dan Huboi hanyalah kerikil kecil dari kisah panjang perjalanan cemerlang Bitcoin. Tapi, katanya, denyut perdagangan Bitcoin dunia tak berhenti dengan risko itu, kecuali mereka memilih untuk meninggalkan arena pertempuran.


Vogel sendiri mengungkapkan rasa terkejutnya bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut, yakni OKCoin dan Huobi, mampu merahasiakan kebijakan pembekuan ini. "Tindakan sembunyi-sembunyi itu sungguh menarik, tapi akhirnya ketahuan juga lantaran melihat sejumlah karyawan mereka sendiri membuat penarikan besar-besaran sebelum muncul pengumuman dari kedua perusahaan tersebut."

Bitcoin Bukan Saham

Setelah menyamakan situasi yang menimpa OkCoin dan Huobi seperti suspensi perdagangan saham untuk mencegah keruntuhan bursa, Vogel mencatat bahwa Bitcoin tidak sama dengan entitas saham. Sebabnya, semangat pembentukan Bitcoin adalah tidak seharusnya peredaran Bitcoin dapat dikendalikan oleh pihak ketiga dengan cara apa pun, termasuk kebijakan dari POBC.

Vogel menyimpulkan: "Inilah sebabnya transaksi di ATM Bitcoin dan orang per orang terus berkembang mencapai rekor di pasar meski terpengaruh kasus OkCoin dan Huobi. Menurut saya tidak ada penurunan volume perdagangan, fenomena itu hanya akan memindahkan perdagangan ke ATM Bitcoin kepada transaksi individu. Saya yakin, harga Bitcoin tetap akan melambung."

Foto: Pixabay

Jangan Lewatkan
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar