Harga Bitcoin meningkat sejak awal tahun, namun sempat terganggu pada 9 Februari akibat pernyataan People’s Bank of China atau bank sentral Cina, yang memaksa bursa utama di negara itu menghentikan penarikan Bitcoin. Jumat, 24 Februari 2017, The Merkle, melaporkan, harga Bitcoin naik ke US$ 1.220, namun jatuh lebih dari 6 persen ke US$ 1.155.
Sejumlah media
sudah memberitakan lonjakan harga Bitcoin ini nonstop selama dua hari terakhir. Kejadian
tersebut mengingatkan pada peristiwa Desember 2013 saat harga Bitcoin naik
melewati angka psikologis US$ 1.000. Bitcoin muncul di sejumlah topik utama di stasiun
TV. Saat semua orang merasa di atas angin, harga jatuh beberapa hari kemudian.
Banyak pedagang berpengalaman ingin mengambil keuntungan dan mengklaim keuntungan selagi bisa. Ini strategi investasi umum yang berisiko untuk pedagang, yakni "membeli ketika harga jatuh, dan menjual saat di puncak”. Meski harga Bitcoin sempat turun US$ 70 dalam hitungan menit, harga Bitcoin juga naik US$ 60 pada 9 jam sebelumnya.
Banyak pedagang berpengalaman ingin mengambil keuntungan dan mengklaim keuntungan selagi bisa. Ini strategi investasi umum yang berisiko untuk pedagang, yakni "membeli ketika harga jatuh, dan menjual saat di puncak”. Meski harga Bitcoin sempat turun US$ 70 dalam hitungan menit, harga Bitcoin juga naik US$ 60 pada 9 jam sebelumnya.
Naik dan
turunnya harga Bitcoin, menurut The Merkle, kemungkinan terkait harapan positif
kepada Bitcoin ETF. Saat ini kemungkinan persentasi persetujuan porposal izin
operasi Winklevoss Bitcoin hanya 36 persen. Jika persetujuan positif, kemungkinan
harga Bitcoin akan meroket. Namun, jika hasilnya negatif maka koreksi harga
bakal terjadi pada Bitcoin.
Penulis:
Admin
Foto: Pixabay
Jangan Lewatkan
Apakah Bitcoin Halal? Jawabannya Ternyata Mengejutkan (1)
Apakah Bitcoin Halal? Begini Penjelasan Lengkapnya (2-Tamat)
Jangan Lewatkan
Apakah Bitcoin Halal? Jawabannya Ternyata Mengejutkan (1)
Apakah Bitcoin Halal? Begini Penjelasan Lengkapnya (2-Tamat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar