Jumat, 24 Februari 2017

Harga Bitcoin Sempat Meroket ke US$ 1.220, tapi Turun Lagi ke US$ 1.155



Selamat datang di dunia dari Bitcoin, tempat pasar perdagangan yang seperti "tsunami". Sebuah kejadian tak terduga menimpa harga Bitcoin setelah jatuh lebih dari US$ 70. Peristiwa itu terjadi di tengah koreksi pasar karena para pedagang mengambil keuntungan. Semula harga Bitcoin tampak tengah menanjak tanpa akhir, tapi kejadian tak terelakkan muncul.

Harga Bitcoin meningkat sejak awal tahun, namun sempat terganggu pada 9 Februari akibat pernyataan People’s Bank of China atau bank sentral Cina, yang memaksa bursa utama di negara itu menghentikan penarikan Bitcoin. Jumat, 24 Februari 2017, The Merkle, melaporkan, harga Bitcoin naik ke US$ 1.220, namun jatuh lebih dari 6 persen ke US$ 1.155.


Sejumlah media sudah memberitakan lonjakan harga Bitcoin ini nonstop selama dua hari terakhir. Kejadian tersebut mengingatkan pada peristiwa Desember 2013 saat harga Bitcoin naik melewati angka psikologis US$ 1.000. Bitcoin muncul di sejumlah topik utama di stasiun TV. Saat semua orang merasa di atas angin, harga jatuh beberapa hari kemudian.

Banyak pedagang berpengalaman ingin mengambil keuntungan dan mengklaim keuntungan selagi bisa. Ini strategi investasi umum yang berisiko untuk pedagang, yakni "membeli ketika harga jatuh, dan menjual saat di puncak”. Meski harga Bitcoin sempat turun US$ 70 dalam hitungan menit, harga Bitcoin juga naik US$ 60 pada 9 jam sebelumnya.

Naik dan turunnya harga Bitcoin, menurut The Merkle, kemungkinan terkait harapan positif kepada Bitcoin ETF. Saat ini kemungkinan persentasi persetujuan porposal izin operasi Winklevoss Bitcoin hanya 36 persen. Jika persetujuan positif, kemungkinan harga Bitcoin akan meroket. Namun, jika hasilnya negatif maka koreksi harga bakal terjadi pada Bitcoin.

Penulis: Admin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar