Minggu, 26 Februari 2017

Rahasia di Balik Maraknya Tambang Bitcoin di Cina Terungkap


Sichuan menahbiskan dirinya menjadi ibu kota pertambangan Bitcoin dunia . Salah stau sebabnya terutama karena harga listrik yang murah, kepadatan penduduk yang rendah, dan iklim dingin. Provinsi di barat daya Cina itu mengalami pertumbuhan fasilitas dan pusat penambangan Bitcoin saat sejumlah perusahaan terus berburu daerah pegunungan untuk mendinginkan peralatan pertambangan tanpa menambah sumber daya tambahan.

Menurut laporan media lokal setempat, China Money Network, seperti yang dikutip dari Cointelegraph, Kamis, 24 Februari 2017, sedikitnya 20 perusahaan pertambangan dan 10 ribu penambang Bitcoin tinggal di kawasan otonomi Mabian Yi, Sichuan. Kawasan yang dikenal sebagai daerah dingin dengan pegunungan yang hanya memiliki lebih dari 215 ribu jiwa. Selain itu ada Kangding, daerah di pedalaman Sichuan yang terkenal lantaran keindahan alamnya.


Biaya Listrik yang Rendah

 
Salah satu alasan utama di balik pertumbuhan yang cepat dari perusahaan tambang di Sichuan adalah biaya listrik yang murah, seperti yang pernah disebutkan berbagai ahli Bitcoin terkemuka termasuk Andreas Antonopoulos dan Chandler Guo. Antonopoulos adalah penulis dan wirausaha di bidang teknologi Internet yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat. Adapun Guo adalah investor yang juga pemilik Bitangel dan Btc123.com. 


Dalam sebuah wawancara dengan laman Ether.Camp, Chandler Guo mengungkapkan bahwa biaya listrik di Cina menjadi sangat murah karena meningkatnya pasokan. Selain itu, adanya penurunan permintaan lantaran perusahaan pembangkit listrik mendatangi penambang lokal untuk membeli cip ASIC--perangkat keras penambangan Bitcoi--dan peralatan pertambangan untuk mengalokasikan listrik yang tidak dikonsumsi menjadi pertambangan Bitcoin

Dari perspektif perusahaan listrik, langkah tersebut adalah metode yang cerdas dan strategi meraup keuntungan dari surplus listrik. Apalagi mereka mendapat pemasukan berupa Bitcoin yang sangat likuid, terutama di pasar seperti Cina yang sempat mengendalikan peredaran Bitcoin. Cina menjadi salah satu penguasa pasar Bictoin hingga awal Januari 2017, sebelum digeser Jepang, yang menguasai 49 pasar Bitcoin dunia.



Banting Setir Jadi Penambang Bitcoin

Menurut Guo, sebelumnya para penambang membeli listrik dari perusahaan energi untuk menambang Bitcoin. Hari ini, perusahaan listrik malah banting setir menambang Bitcoin sendiri. “Perusahaan energi tidak menjual listrik kepada kami, mereka membeli peralatan pertambangan dari kami. Banyak perusahaan energi menjadi penambang Bitcoin. Bahkan, perusahaan energi kecil dapat membeli setidaknya 1 sampai 2 petahash (satuan energi pemroses penambangan Bitcoin)."

Masalah besar lain bagi penambang dan fasilitas penambangan adalah berusaha meredam kebisingan yang dihasilkan dari intensitas tinggi peralatan pertambangan. Seorang manajer Mabian Tianjia Network Technology, perusahaan pertambangan Cina, menyatakan, fasilitas penambangan yang bermigrasi ke daerah terpencil dengan penduduk yang jarang, menyebabkan mereka tidak akan berurusan dengan keluhan kebisingan.

"Kamar ini memiliki 1.500 mesin pertambangan Bitcoin, jumlah terbesar kami di lokasi ini, dan dapat menghasilkan hampir 10 Bitcoin setiap hari," kata seorang manajer di Tianjia, yang enggan menyebutkan namanya. Dengan iklim pegunungan yang dingin, listrik sangat murah, dan kepadatan penduduk yang rendah, provinsi terpencil di Cina seperti Sichuan wajar saja menyebut dirinya adalah pusat pertambangan Bitcoin dunia.

Penulis: Admin
Foto: China Money Network

Jangan Lewatkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar