Harga Bitcoin terus berfluktuasi di sekitaran US$ 1.000 sepanjang Senin, 13 Februari 2017, atau Selasa pagi waktu Indonesia. Pasar mata uang digital global masih memantau faktor resistensi teknis Bitcoin di level tersebut. Secara keseluruhan, Bitcoin diperdagangkan di atas US$ 1.000 untuk sekitar delapan jam pertama Senin ini. Menurut data CoinDesk Bitcoin Indeks Harga (BPI) angka tertinggi hari itu mencapai US$ 1.007, Senin waktu setempat.
Harga Bitcoin sempat jatuh di bawah US$ 1.000 pada Senin sore, namun gagal menembus level tersebut selama sisa hari berikutnya. Adapun harga Bitcoin di sejumlah bursa jual-beli Bitcoin terkemuka Indonesia hingga laporan ini dibuat tercatat bervariatif. Harga Bitcoin.co.id terpantau naik-turun antara Rp 13.000.000 hinga Rp 13.300. Situs Luno—dulu bernama BitX—mencatat harga Bitcoin rata-rata di Rp 13.200.500 per Selasa, 14 Februari 2017.
Menurut analis, pedagang tetap enggan menempatkan modalnya di pasar, karena ada kekhawatiran berlanjut tentang aksi People’s Bank of China (PBOC) berikutnya. Mata uang digital telah mengalami volatilitas yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, karena keputusan PBOC untuk mengendalikan bursa Bitcoin domestik. Pasar Bitcoin menuding aksi ban sentral Cina ini seperti "serangan" terhadap bursa Bitcoin gara-gara perubahan kebijakan yang mendadak ini.
Huobi, OKCoin dan BTCC—sebelumnya disebut tiga bursa papan atas—mengumumkan mereka akan mengenakan biaya tetap, memotong margin perdagangan (trading), dan menghentikan deposit serta penarikan mata uang digital dalam beberapa hari terakhir selama sebulan ke depan. Perkembangan yang menggelayuti harga Bitcoin tersebut ini membuat sejumlah pelaku pasar enggan memperdagangkan Bitcoin.
Lihat dan Tunggu
Menurut BTC
VIX, moderator komunitas untuk kelompok perdagangan di Whale Club, mengatakan: "Saya
tidak akan menahan posisi apa pun selama lebih dari beberapa jam karena PBOC
akan terus aktif dan perdagangan masih memiliki waktu hingga pengumuman datang selama
30 hari ke depan."
Sejauh ini, ada bukti yang mendukung teori BTC VIX, lantara ada indikasi para pedagang memasukkan
sejumlah order besar denagn menjual di sekitar titik US$ 1.000. Adanya order tersebut tercatat dalam catatan dua bursa terkemuka. Bursa Bitfinex dan Kraken
menunjukkan jumlah order jual melebihi order pembelian yang mendekati harga US$
1.000.
Baca Juga: Kisah 10.000 Bitcoin Dibayar untuk 2 Loyang Pizza, Pria Ini Mungkin Menyesal
Baca Juga: Kisah 10.000 Bitcoin Dibayar untuk 2 Loyang Pizza, Pria Ini Mungkin Menyesal
Tim Enneking, Ketua Crypto Asset Management, ikut menilai kondisi yang dialami
Bictoin sepanjang Senin ini. "Bitcoin pasti menghadapi resistensi teknis. US$ 1.000
adalah titik jeda dalam beberapa waktu ke depan."
Petar Zivkovski, COO Whaleclub, mengamini komentar Enneking. "Level US$ 1,000 memang tingkat resistensi psikologis yang kuat. Bitcoin perlu menembus level di atas US$ 1.000 untuk mengubah tingkat itu ke titik support," ucapnya.Namun, ia menambahkan, masih ada potensi harga Bitcoin melonjak jika mengutip persetujuan Maret dari Bitcoin ETF (semacam pengawas bursa Bitcoin) bahwa ada berita positif dari kebijkan PBOC itu.
Petar Zivkovski, COO Whaleclub, mengamini komentar Enneking. "Level US$ 1,000 memang tingkat resistensi psikologis yang kuat. Bitcoin perlu menembus level di atas US$ 1.000 untuk mengubah tingkat itu ke titik support," ucapnya.Namun, ia menambahkan, masih ada potensi harga Bitcoin melonjak jika mengutip persetujuan Maret dari Bitcoin ETF (semacam pengawas bursa Bitcoin) bahwa ada berita positif dari kebijkan PBOC itu.
Foto: Pixabay, CoinDesk
Jangan Lewatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar