Selasa, 14 Maret 2017

Lebih Intim dengan Bitcoin Unlimited, Motif dan Tujuan Pembentukannya

Halo kawan kawan semua, artikel hari ini kita akan mengulas tentang tujuan dan motif di balik pengembangan Bitcoin Unlimited.

Sebelum menggali lebih dalam perlu diketahui terlebih dahulu bahwa ada tiga golongan Komunitas Bitcoin saat ini. Pertama ialah Bitcoin Core yang saatk ini memonopoli hampir rata-rata keseluruhan hashrate (satuan daya dalam memproduksi Bitcoin) dalam jaringan Bitcoin. Kedua ialah Bitcoin Classic dan yang Ketiga ialah Bitcoin Unlimited.

Dari ketiga tiga golongan Bitcoin ini, setiap komunitas mempunyai motif dan tujuan masing masing. Mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda terhadap isu skalabilitas Bitcoin. Golongan Bitcoin Core sangat anti untuk melakukan hardfork yang bermaksud meningkatkan sizeblock blockchain supaya dapat menampung lebih banyak transaksi.

Menurut pendukung Bitcoin Core, Segregated Witness dan Lightning Network, yang dapat menskalakan transaksi Bitcoin di luar Blockchain-nya (tanpa hardfork), lebih dari cukup untuk mengatasi isu itu. Jika Anda posting topik tentang hardfork di forum Redditnya Bitcoin, jangan heran kalau postingan itu akan langsung didelete. Bahkan, bisa bisa aja Anda diblokir dari forum tersebut.

Sedangkan pendukung Bitcoin Classic dan Bitcoin Unlimited mempunyai tujuan rada mirip yaitu Bitcoin hendaknya melakukan hardfork dan meningkatkan size block. Yang menjadikan Classic dan Unlimited berbeda, Unlimited mempunyai organisasi non-profit. Di sini mereka membuat keputusan sesuai suara para miner alias penambang. Contohnya: seberapa besar peningkatan size block yang mereka kehendaki?

Di sinilah Roger Ver, tuhannya para investor dan orang yang pertama kali berinvestasi pada sejumlah start-up Bitcoin, sangat mendukung dan memperjuangkan Bitcoin Unlimited. Unlimited kian menarik saat salah satu mining pool terbesar, ViaBTC, menglihkan hashratenya dengan cara mengganti klien dari Bitcoin Core ke Bitcoin Unlimited.

Pengalihan klien itu oleh ViaBTC menyebabkan hashrate Bitcoin Unlimited melalui  Bitcoin.com MiningPool melonjak kepada 0,8 persen hashrate secara global. Dan agar Bitcoin Unlimited bisa mengambil alih Bitcoin Core, maka mereka setidaknya harus menguasai lebih dari 51 persen hashrate secara global.

Menurut komunitas Bitcoin Unlimited, Segragated Witness ide yang buruk. Alasannya, Segregated Witness cuma membantu meningkatkan keefisienan sizeblock menjadi 1,7 MB saja. Sedangkan peningkatan ke 1,7 MB, lambat laun juga akan mendatangkan masalah kepada Bitcoin kembali pada akhirnya.

Hanya butuh waktu setahun saja, 1,7 MB ditaksir tidak akan dapat lagi menampung adopsi peningkatan populasi pengguna Bitcoin. Selain itu, dengan pengintegrasian Segragated Witness, maka skala 1,7 MB akan mengundang bejibun permasalahan teknikal, dimana segala struktur transaksi Bitcoin di wallet, miningpool, software, ATM Bitcoin, dan exchanger harus di-setting ulang. Belum lagi biaya eksternal untuk pengintegrasian ini cukup besar biayanya, semua semata mata demi peningkatan 1,7 MB size block doang.

Selanjutnya, komunitas Bitcoin Unlimited mengganggap Lightning Network bukan solusi skalabilitas yang ampuh. Alasannya, karakteristik Lightning Network yang bersifat sentralisasi, yakni pengguna harus mengunci dulu Bitcoin mereka dalam sebuah "hubs" baru transaksi dapat diproses. Semua prosedur tersebut secara tidak langsung menjadikan Lightning Network tidak berbeda dengan bank, padahal orang orang menggunakan Bitcoin karena hendak menjauhi sistem bank yang bersifat sentralisasi.

Bitcoin Unlimited membenarkan para minernya untuk menentukan sendiri seberapa besar maksimal blocksize yang hendak mereka hasilkan dengan memasukkan skrip coinbase pada setiap block. Ini akan menjadikan ukuran block Bitcoin lebih fleksibel dan dapat diatur dengan mudah. Tentu saja risiko terbesar hardfork adalah terjadinya dua skenario Blockchain seperti yang terjadi dengan mata uang digital alternatif Ethereum dan Ethereum Classic.

Namun begitu, menurut komunitas Bitcoin Unlimited, mereka menyatakan bahwa jika mayoritas orang setuju dengan peningkatan blocksize ini maka kemungkinan terjadinya dua jenis Blockchain menjadi kecil.

Lantas, siapakah yang akan muncul menjadi pemenang? Mungkin cuma waktu yang akan menjawab segalanya. Namun, sangat tidak mudah untuk Bitcoin memecahkan isu skalabilitasnya dengan adanya tiga kelompok yang saling bertentangan seperti ini. Sedangkan di sisi lain, Ethereum sudah mempunyai solusi terhadap permasalahan skalabilitasnya.

Penulis: Hadi Oneyesoneno
Foto: Istimewa
Sumber Asli: Klik di Sini

Pasar Mata Uang Digital Meledak hingga US$ 25 Miliar, Bitcoin Masih Juaranya




Saat orang sedang mengamati pergerakan mata uang digital alterntif atau Altcoin seperti Ethereum dan Dash mencapai rekor tertingginya, ekosistem mata uang digital secara keseluruhan tampaknya terus meroket. Kapitalisasi pasar semua mata uang digital atau cryptocurrency yang beredar telah mendekati US$ 25 miliar atau sekitar Rp 334 triliun.

Di antara ratusan mata uang digital yang terdaftar, Bitcoin tentu saja masih juaranya. Saat ini Bitcoin menyumbang sekitar 80 persen dari total kapitalisasi pasar dari semua mata uang digital yang beredar. Saat keputusan otoritas bursa efek Amerika Serikat menolak proposal Winklevoss Bitcoin ETF di bursa efek, dominasi Bitcoin bahkan mencapai 88 persen.

Investor mata uang digital, yang sebelumnya berspekulasi pada persetujuan Bitcoin ETF, sekarang tampaknya lebih memilih mata uang digital sekunder di luar Bitcoin, seperti Ethereum dan Dash. Kedua koin tersebut telah melaporkan keuntungan besar dalam tiga bulan terakhir dan tampaknya semakin meningkat saat penolakan terhadap Bitcoin ETF.

Adapun kapitalisasi pasar Ethereum telah melesat dari US$ 1 milyar sebulan yang lalu hingga mencapai lebih dari US$ 2,5 miliar saat ini. Sedangkan Dash mencatat keuntungan yang tak kalah mengesankan juga, dengan kapitalisasi pasar saat ini yang menyentuh US$ 500 juta atau naik dari US$ 120 juta sebulan lalu.

Seperti yang dilansir dari laman Cointelegraph, Senin, 13 Maret 2017, sejumlah Altcoin yang telah meningkatkan fitur keamanannya, seperti Monero dan Zcash, diperkirakan bakal menambah seru persaingan di pasar mata uang digital.



Apakah Terus Meroket?

Namun, apakah kapitalisasi pasar total US$ 25 miliar berarti mata uang digital berada di wilayah bubble (nilai aset lebih besar ketimbang nilai fundamentalnya)?

Nilai kapitalisasi pasar mata uang digital masih relatif murah jika dibandingkan dengan sejumlah aset berkelas lainnya. Kapitalisasi pasar pasar saham di Amerika Serikat mencapai sekitar US$ 25 triliun, atau seribu kali dari nilai semua mata uang digital yang beredar. Nilai semua emas yang beredar adalah sekitar US$ 7 triliun.

Kapitalisasi pasar total semua cryptocurrency kurang lebih sama dengan kapitalisasi pasar aplikasi Snapchat dan kurang dari seperdelapan dari kapitalisasi pasar vendor kartu kredit dan kartu debit Visa Inc.

Mengingat potensi besar di seluruh dunia mulai dari transfer uang untuk smart contract, nilai pasar cryptocurrency masih dalam tahap wajar. Jika pengembangan dan perbaikan terus berlanjut, nilai mata uang digital bisa terus meroket.

Penulis: Admin

Senin, 13 Maret 2017

Inilah 7 Selebritas yang Kepincut dengan Bitcoin, dari Mel B hingga Ashton Kutcher

Perlahan tapi pasti, sejak delapan tahun silam Bitcoin sudah menarik perhatian dunia. Para pendukungnya sudah bertebaran dari Jakarta hingga Kolkatta. Para artis dan selebritas papan atas dunia tak ketinggalan berheboh-ria dengan mata uang digital yang diciptakan pertama kali oleh sosok yang menyebut namanya Satoshi Nakamoto.

Berikut ini daftar para artis, selebritas, dan orang terkaya dunia, yang akrab di telinga masyarakat Indonesia. Mereka turut mendukung, bahkan berinvestasi dalam pengembangan Bitcoin, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.     


NAS

Artis penjual multi-platinum ini telah berubah menjadi pebisnis sejak debutnya IllMatic pada 1994. Selama beberapa tahun terakhir, Nas membantu peluncuran ulang Mass Appeal seusai menandatangani kontrak enam digit dengan majalah tersebut. Nas pun ikut mempromosikan butik sepatu sneaker di Las Vegas, Amerika Serikat.

Namun, rapper dan manajernya, Aymen Anthony Saleh, ini menggemparkan berita teknologi dan mata uang virtual dunia ketika mereka berinvestasi di lebih dari 40 perusahaan startup, termasuk Coinbase dan 500 Startups. Dengan dukungan dari pebisnis, Andreessen Horowitz, dua investor itu tampaknya tidak akan memperlambat waktu dekat.


MEL B

Mantan personel Spice Girl, yang dikenal para fans sebagai "Spice Scary", membuat sejarah pada  Desember 2013 ketika menjadi musisi pertama yang menerima Bitcoin setelah bermitra dengan perusahaan pertambangan Bitcoin, CloudHasting.com. Juri X Factor itu memberi penggemarnya kesempatan membeli single terbarunya, “For One in My Life”, dengan mata uang virtual lewat website-nya.

“Saya suka bagaimana teknologi baru membuat hidup kita lebih mudah, dan bagi saya, itu menarik. Bitcoin menyatukan penggemar saya di seluruh dunia menggunakan satu mata uang. Mereka dapat membayar menggunakan Bitcoin,” kata Mel B dalam jumpa pers bersama perusahaan yang berbasis di London itu.


SIR RICHARD BRANSON

Miliarder sekaligus pendiri Virgin Group menjadi pendukung utama mata uang virtual dalam beberapa tahun belakangan ini. “Saya berinvestasi di Bitcoin karena percaya pada potensi dan kapasitasnya mengubah pembayaran global. Sudah jelas selama ini orang-orang tidak puas dengan pendekatan bisnis seperti yang dilakukan jaringan pembayaran konvensional.”

Branson berinvestasi di BitPay dan bahkan mengumumkan rencana kemungkinan menerima pembayaran Bitcoin untuk terbang bersama Virgin Galactic-nya ke ruang angkasa. Beberapa tahun lalu, Branson menyelenggarakan KTT Blockchain di pulau pribadinya, Nectar Island. Banyak pemain besar berkumpul membahas masa depan mata uang itu.


ASHTON KUTCHER

Selain pengaruhnya pada budaya pop, Kutcher dikenal juga sebagai investor. Ia mendirikan perusahaan patungan, A-Grade Investments. Perusahaannya telah berinvestasi di BitPay, BitGo, dan SoundCloud, yang menerima pembayaran Bitcoin via ChangeTip. Perusahaan itu juga berinvestasi di banyak startups besar lain, seperti Skype, Airbnb, dan Uber.

Pada 2013, Aston Kutcher berbicara tentang mata uang virtual itu di TechCrunch Disrupt NY, Amerika Serikat. Mantan suami mengatakan, “Revolusi Bitcoin dimula dari sini. Di sini menawarkan banyak kesempatan untuk berinvestasi. Menurut saya Bitcoin semakin lama akan semkian relevan dengan kehidupan kita.”


MIKE TYSON

Mantan petinju kelas berat legendaris itu meminjamkan namanya untuk merek anjungan tunai mandiri (ATM) Bitcoin. Mike Tyson Bitcoin ATM, demikian nama ATM itu, memanjakan para pembeli Bitcoin untuk menggunakan perangkat mobile mereka, menurut Bitcoin Direct, yang mengoperasikan mesin.

Perusahaan tersebut menyatakan mereka akan mengaktifkan mesin pertama di Las Vegas pada 24 September 2015. “KO tercepat Mike Tyson di atas ring adalah 30 detik," sebut Bitcoin dalam promosinya lewat sebuah iklan. “ATM Mike Tyson Bitcoin dapat mengubah uang Anda menjadi Bitcoin di bawah 20 detik.”


JULIAN ASSANGE

Pemimpin Redaksi Wikileaks Julian Assange pada 10 Januari 2017 membacakan Blockchain nomor 447.506 dalam sebuah rekaman video. Angka itu mewakili blok Bitcoin terbaru yang  dipublikasikan ke Blockchain tersebut. Para ahli berpendapat ini bukti bahwa Assange masih hidup, atau setidaknya kehadiran whistleblower itu bukan saat selesai rekaman.

Sebelumnya, sejumlah spekulasi menyebutkan Assange sudah mati atau kehilangan kendali atas identitas online-nya. Alih-alih memegang surat kabar hari ini, seperti yang biasa dilakukan untuk menujukkan eksistensinya, pria Australia itu memakai teknologi Blockchain untuk membuktikan ia masih hidup, terdapat di kedutaan Ekuador.

Bitcoin pun disebut penyelamat organisasi non-profit itu. Ketika 2011 Bank of America, Visa, Mastercard, dan Paypal menghentikan penyaluran sumbangan untuk WikiLeaks, Assange mengumpulkan donasi lewat Bitcoin. WikiLeaks mengumumkan lewat Twitter pada 14 Juni 2011, lembaganya mengumpulkan lebih dari 4.000 bitcoin melalui dompet donasi.

Penulis: Admin
Foto: Pixabay

Jangan Lewatkan
 

Minggu, 12 Maret 2017

Usai Ambruk Gara-gara Heboh Bitcoin ETF, Harga Bitcoin Melaju Lagi

Pada 10 Maret 2017 setelah penutupan New York Stock Exchange, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat menolak proposal pencatatan saham perdana Bitcoin atau Bitcoin ETF menyusul adanya kekhawatiran regulator terhadap ketidakjelasan aturan dan risiko manipulasi dalam perdagangan Bitcoin. Menyusul pengumuman itu, harga Bitcoin turun ke posisi terendah US$ 1.020. Namun harga kembali pulih ke US$ 1.180.

Menurut laman Bitcoin.com, Sabtu, 11 Maret 2017, atau Minggu waktu Indonesia, harga dan komunitas Bitcoin langsung bereaksi dalam perdagangan ketika SEC menolak Bitcoin ETF. Walhasil, harga menukik tajam setelah pengumuman SEC dan kehilangan 15 persen dari nilai harga sebelumnya hanya dalam hitungan menit. Siang hari harga sempat melompat ke rekor terbaru saat orang menunggu keputusan dari badan pengawas saham itu.

Namun, segera setelah keputusan tersebut diketuk, penurunan harga mulai menciptakan gejolak yang signifikan dan pertukaran menjadi lambat. Jaringan bursa Bitcoin terkemuka seperti Coinbase, malah sempat ngadat selama peristiwa itu tapi kembali online tak lama setelah penurunan harga. Setelah itu sSebagian besar komunitas Bitcoin di sejumlah forum terkemuka dan media sosial tampaknya mengabaikan berita penolakan ini dengan cepat.

Bahkan, sejumlah analis dan investor menyambut penolakan SEC dengan tangan terbuka serta mengatakan mereka tidak butuh persetujuan untuk Bitcoin ETF. Banyak pendukung Bitcoin berharap harga menjadi stabil setelah pengumuman itu. "Pasar sedang mencerna informasi yang terjadi saat ini. Kami berharap volatilitas terus berjalan dan volume tinggi," kata Charles Hayter, pendiri situs mata uang digital Crypto Compare.

Petar Zivkovski, Chief Operating Officer dari platform perdagangan Bitcoin Whaleclub, mengatakan kepada Bitcoin.com dan memberi penilaian Whaleclub terhadap masa depan pasar Bitcoin. "Kami berharap penurunan besar dalam volatilitas akan berbalik, baik dalam penjualan maupun pembelian BTC. Sebagian besar kenaikan sebelumnya sebanyak US$ 750 didukung oleh rumor dan spekulasi seputar Bitcoin ETF, " kata Zivkovski kepada Bitcoin.com.

Adapun harga Bitcoin di sejumlah bursa terkemuka terpantau stabil hingga berita ini diunggah Minggu malam, 12 Maret 2017, pukul 19.32. Harga Bitcoin di OKCoin tercatat US$ 1.182,60; Bitfinex: US$1.173,00, CoinDesk: US$ 1.182,24, Coinbase: US$ 1.194,58, Huobi: 7.825,00 yuan; dan BTCChina: 7.817,99 yuan. Adapun harga Bitcoin di VIP Bitcoin terpantau Rp 15.779.900 dan Luno Indonesia tercatat Rp 15.770.500.

Penulis: Admin

Sabtu, 11 Maret 2017

Lima Kesalahan Terbesar Pengguna Bitcoin Pemula yang Jarang Diketahui


Ekosistem Bitcoin terbuka untuk siapa saja dan di mana saja, terlepas dari keahlian teknis mereka mengenai hal ini. Para pengguna Bitcoin pemula sering menemukan kendala saat terlibat dengan mata uang digital itu, meskipun prosesnya sudah disederhanakan. Berikut daftar kesalahan umum yang dilakukan pengguna pemula saat berurusan dengan Bitcoin.



#5 Tidak Mengingat Dompet Sandi

Satu hal yang paling disorot dari pengguna dari Bitcoin pemula adalah bagaimana mereka mengaktifkan perlindungan terhadap password atau kata kunci untuk dompet Bitcoin. Ini langkah besar menuju ke arah yang benar. Sebabnya, tanpa password siapapun bisa dengan mudah meretas dompet seseorang. Perlu sebuah skenario menghindari kerugian, mengingat butuh sedikit usaha untuk melakukannya.

Tidak mengingat kata sandi menjadi masalah yang paling umum dihadapi pengguna Bitcoin pemula. Banyak orang lupa password atau kata sandi yang mereka gunakan untuk mengenkripsi dompet Bitcoin. Kebiasaan itu bukan hal yang aneh, tapi  persoalan bisa berabe. Untuk berjaga-jaga, pengguna bisa mencatat kata sandi atau menyimpannya dalam format digital dalam perangkat offline.


#4 Tak Ada Dompet Bitcoin Tambahan

Terlepas dari perangkat yang diandalkan pengguna pemula dalam menyimpan Bitcoin, menciptakan dompet cadangan hal yang paling penting. Pengguna mengendalikan Bitcoin-nya sendiri, sehingga perlu antisipasi yang tepat untuk memastikan Bitcoin dapat diakses kapan saja. Kebanyakan penyedia layanan dompet memiliki fitur membuat wallet cadangan. Dompet cadangan mutlak di dunia Bitcoin. Tak ada alasan untuk tidak membuat satu saja dompet cadangan.


#3 Kurang Riset Layanan Baru

Setelah pengguna Bitcoin pemula mendapatkan akses ke industri cryptocurrency, mereka akan menemukan banyak jenis layanan. Namun, tidak semua layanan ini sama, karena banyak penipuan dan skema Ponzi di luar sana. Pengguna pemula selalu perlu melakukan uji kelayakan ketika mendapat promosi layanan Bitcoin terbaru sebelum menggunakannya. Transaksi Bitcoin tak dapat dikembalikan, dan uang yang hilang akan hilang selamanya.


#2 Membeli Dan Jual Berdasarkan Emosi

Sulit untuk mengukur kapan harus membeli atau menjual Bitcoin. Sebagian besar pengguna pemula berdagang berdasarkan emosi dan masukan yang diberikan oleh pengguna lain. Ini bukan strategi terbaik, karena para pedagang sering mencari cara untuk memanipulasi para pengguna pemula dalam melakukan penawaran saat bertransaksi.

Ini juga berarti orang akan memberitahu Anda untuk membeli atau menjual Bitcoin pada saat tertentu dengan harapan melibatkan orang untuk melakukan hal itu. Pengguna Bitcoin pemula dilarang berdagang berdasarkan emosi atau panik, meskipun hal itu sah-sah sajah. Jangan pernah dibimbing oleh emosi Anda ketika terjun ke perdagangan Bitcoin.


#1 Meninggalkan Dana di Platform Pertukaran

Salah satu kesalahan terbesar pengguna Bitcoin pemula hari ini adalah menyimpan dananya di wallet milik platform pertukaran Bictoin. Platform pertukaran hanya memfasilitasi pembelian dan penjualan Bitcoin. Mereka tidak bisa dianggap sebagai layanan dompet. Menyimpan dana di platform pertukaran memungkinkan perusahaan mengintip Bitcoin Anda. Ini tidak boleh terjadi. Pengguna pemula Bitcoin perlu memindahkan dana dari platform pertukaran secepat mungkin.

Penulis: Admin
Foto: Pixabay

Jangan Lewatkan 

Jumat, 10 Maret 2017

SEC Tolak Permohonan Winklevoss Bitcoin ETF, Harga Bitcoin Terjun Bebas

Otoritas bursa efek Amerika Serikat atau Securities and Exchange Commission menolak proposal penawaran saham perdana Bitcoin (Bitcoin ETF) yang diajukan oleh investor Cameron dan Tyler Winklevoss. SEC beralasan, Bitcoin ETF rentan terhadap risiko penipuan dan kurangnya regulasi di antara pasar Bitcoin dunia.

Keputusan itu menjawab permintaan Cameron dan Tyler Winklevoss yang diajukan sejak tiga tahun lalu. Si kembar Winlevoss berusaha menjadi investor pertama yang mendaftarkan Bitcoin sebagai komoditas pada pertengahan 2013. Investor Bitcoin ETF memperluas penawaran dari US$ 20 juta menjadi US$ 100 juta.

Segera setelah pernyataan publik dari SEC dirilis ke publik, harga Bitcoin terjun dari US$ 1350 ke US$ 980 dalam hitungan detik. Namun, harga Bitcoin pulih relatif cepat setelah dan menjaga stabilitas di US$ 1.100. Saat berita ini diunggah, harga rata-rata Bitcoin di CoinDesk tercatat US$ 1.077, 72, Bitfinex (US$ 1.074,84)

Seperti yang dikutip laman CoinDesk, Sabtu pagi, 11 Maret 2017, SEC mengatakan: “Setelah berdiskusi Seperti dibahas lebih lanjut di bawah ini, Komisi setuju menolak aturan yang diusulkan karena proposal tikda konsisten dengan Pasal 6 (b) (5) dari Akta Perdagangan, yang membutuhkan, antara lain, aturan-aturan bursa efek nasional dirancang untuk mencegah tindakan dan praktik curang dan manipulatif dan untuk melindungi investor dan kepentingan umum.”

Penulis: Admin

Harga Bitcoin Sempat Tembus US$ 1.300 Menjelang Keputusan Bitcoin ETF

Harga Bitcoin meroket sejenak Jumat pagi ini waktu setempat, atau malam waktu Indonesia, hingga di atas US$ 1.300 sebelum akhirnya turun lagi. Harga memuncak pada rata-rata US$ 1,325.81, sebelum kembali jatuh tajam di bawah level itu ke US$ 1,178.54.

Bahkan penurunan harga yang lebih dramatis tampaknya dirasakan langsung oleh bursa mata uang digital Bitfinex yang mencapai US$ 1120. Saat laporan ini diunggah pada Jumat malam, harga rata-rata US$ 1,263.98 sesui data CoinDesk Bitcoin Price Index.

Perkembangan harga terbaru ini muncul saat otoritas bursa saham Amerika Serikat (Securities and Exchange Commission) mendekati keputusannya tentang perubahan aturan yang akan melapangkan jalan bagi kucuran dana yang yang diusulkan investor Bitcoin (ETF).

Keputusan tersebut diharapkan disampaikan hari ini, Jumat, 10 Maret 2017, meskipun tenggatnya baru berakhir 11 Maret 2017. Namun, hingga kini SEC belum merilis informasi apapun mengenai keputusannya terhadap Bitcoin ETF.

Penulis: Admin
Foto: Pixabay