Ribuan kipas
pendingin tampak berputar-putar ketika ruangan dibuka. Cip-cip komputer bekerja
keras hingga mendengungkan suara setinggi 95 desibel, atau setara suara bor, atau
mirip suara mesin pemotong rumput. Jika tak terbiasa dengan suara semacam ini,
telinga bsia berdengung-dengung seperti mendengar suara ribuan tawon yang
kehilangan sarang.
Ya, di
sanalah penambang Bitcoin alias miner
menyimpan mesinnya. “Kamar ini memiliki 1.500 mesin pertambangan Bitcoin, terbesar
di lokasi ini,” kata seorang manajer di Mabian Tianjia Netwrok Technology Co.
Ltd, perusahaan penambangan Bitcoin yang terletak di kawasan otonom Mabian Yi, Sichuan,
provinsi di barat daya Cina, kepada China
Money Network, Kamis, pekan lalu.
Pusat Penambangan Bitcoin Dunia
Mabian Yi adalah
kota kecil berpenduduk hanya 215 ribu jiwa. Namun, kawasan ini menjadi rumah
bagi hampir 10 ribu mesin penambangan Bitcoin yang bekerja siang-malam nonstop untuk
"menggali" mata uang virtual tersebut. Kawasan lain di Sichuan yang juga
lokasi penambangan adalah Kangding (atau Dardo di Tibet), yang dikenal karena
keindahan alamnya.
Kedua
kawasan yang terletak di pengunungan itu kini menjadi hub atau pusat penambangan
Bitcoin utama di seluruh jagat raya. Lebih dari 20 perusahaan tambang Bitcoin telah menempatkan
100 ribu karyawannya di sana. Untuk memenuhi permintaan, pengecer besar Bitcoin
bahkan membuka salah satu dari dua cabang globalnya di daerah ini.
Pertambangan
Bitcoin ini menjalankan proses komputasi untuk memperoleh Bitcoin. Mereka pindah
ke daerah pegunungan semacam Sichuan untuk mengambil keuntungan dari biaya listrik
murah, kepadatan penduduk yang rendah, iklim yang moderat, dan jauh dari kebisingan. Walhasil, selain
makanan pedasnya, kini Sichuan juga dikenal sebagai ibu kota Bitcoin global.
Sejak 2015,
lebih dari 30 persen mesin pertambangan Bitcoin di Cina berasal dari Sichuan, angka
tertinggi di antara semua tempat di Cina, menurut artikel yang diterbitkan National Business Daily. Mengingat 70
persen dari kekuatan komputasi Bitcoin global terkonsentrasi di Cina, wajar
jika Sichuan muncul sebagai pusat produksi Bitcoin global.
Proses
penambangan Bitcoin dilakukan dengan menjalankan perangkat keras jenis SHA256 yang
berfungsi untuk memvalidasi transaksi Bitcoin dan memberikan keamanan untuk catatan
transaksi dalam jaringan besar Bitcoin. Jaringan itu kemudian mengganjar penambang Bitcoin dengan
melepaskan Bitcoin sesuai kontribusi daya komputasi yang dibutuhkan.
Sebagian besar perusahaan pertambangan Bitcoin berada di pembangkit listrik
untuk menghemat biaya, seperti biaya listrik yang menyedot 60-70 persen dari ongkos operasi pertambangan. Sichuan menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga
air, yang sebagian di antaranya mengalami surplus listrik selama musim panas. Hasilnya,
harga listrik di provinsi yang dihuni mayoritas etini Yi ini kadang-kadang
terendah di Cina.
Memburu Listrik Gratis
Tianjia, misalnya,
berada persis di sebelah pembangkit listrik tenaga air Bajiaoxia. Tianjia mengoperasikan
5.800 mesin penambang di empat ruang di Mabian dengan daya komputasi
40 PetaHash, satuan pengukuran kecepatan mesin menambang Bitcoin.
“Lokasi terbesar yang saja jaga ini dapat menghasilkan hampir 10 Bitcoins
sehari-hari," kata sang manajer tadi.
Menurut dia,
perusahaannya dapat menghasilkan 27 Bitcoin saban hari, atau total US$ 31.590
atau sekitar Rp 442 juta berdasarkan harga rata-rata saat ini di level US $ 1.170 per
Bitcoin. Biaya untuk mengoperasikan tambang Bitcoin tinggi. Ruang pertambangan
terbesar Tianjia bisa menelan hampir 7.000 yuan atau US $ 1.017 dari biaya tagihan
listrik per hari.
Ongkos
operasional itu belum termasuk pembelian mesin, yang bisa mencapai hampir 10.000
yuan (US $ 1.450) per unit, menyiapkan ruang server, menginstal sistem
ventilasi dan biaya tenaga kerja. Koneksi Internet berkecepatan tinggi adalah keharusan,
namun relatif murah. Hitungan kasarnya, mengutip laporan manajer tambang, satu
tambang di Tianjia bisa menghasilkan laba bersih 1,84 juta yuan atau US$ 267.414 (Rp
3,744 miliar) per tahun.
Namun, kemungkinan tingkat keuntungan penambangan Bitcoin sangat tidak pasti
karena tergantung pada harga Bitcoin. Mengingat harga Bitcoin saat ini yang naik-turun dengan cepat dan tak bisa diprediksi, banyak penambang di Cina memilih menyimpan
Bitcoin mereka untuk investasi jangka panjang dan hanya menjual pada harga yang bisa memaksimalkan
keuntungan.
Pertambangan Bitcoin juga menyediakan jasa alih daya untuk perusahaan dan
individu yang ingin terlibat dalam pertambangan. Pertambangan biasanya bakal sulit
mencetak uang dengan operasi skala kecil bermodal cekak. Banyak mesin tambang Bitcoin
di Tianjia dioperasikan perusahaan yang menggandeng investor sebagai cara lain menurunkan
biaya.
Selain
Sichuan, para penambang Bitcoin sekarang bahkan mencari lokasi terpencil dengan biaya lebih
murah atau listrik gratis untuk beroperasi, seperti Xinjiang, Ningxia, Mongolia
dan banyak provinsi barat di Cina. Mungkin dengan cara yang aneh ini, beribu-ribu
penambang mata uang digital modern itu kembali ke kampung halamannya.
Penulis:
Admin
Foto: China
Money Network, Pixabay
Jangan Lewatkan